Sabtu, 25 Februari 2017

"SUNGAI KAPUAS PUNYE CERITE" (belajar melalui sebuah lagu)



Setelah memposting tentang pulau Bungin ..... tak adil rasa nya untuk tidak menulis tentang sungai Kapuas, sungai yang berada di tempat kelahiranku provinsi Kalimantan Barat. Sungai Kapuas adalah sungai terpanjang di Indonesia, dengan banyak cabang berupa  sungai-sungai kecil. Dan aku akan menceritakan sedikit informasi mengenai sungai Kapuas (walaupun ada yang copas sana sini untuk sekedar referensi).

Nama sungai kapuas diambil dari nama daerah Kapuas (sekarang Kapuas Hulu) sehingga nama sungai yang mengalir dari Kapuas hingga muaranya disebut sungai Kapuas, namun Kesultanan Banjar menyebutnya Batang Lawai yang mengacu pada nama daerah Lawie atau Lawai (sekarang kabupaten Melawi) sehingga nama sungai yang mengalir dari kabupaten Melawi hingga muaranya di sekitar kota Pontianak di sebut Sungai/Batang Lawai.

Sungai Kapuas membentang dari arah Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu hingga Kota Pontianak. Panjangnya sekitar 1143 Km, melewati kabupaten Sintang, Sekadau, Sanggau, Kuburaya dan Kota Pontianak. Lebar alur sungai Kapuas sekitar 70 - 150 meter dengan kedalaman puluhan meter yang tidak pernah kering sepanjang tahun,  Sungai Kapuas merupakan sungai terpanjang di Indonesia.


Semua kehidupan di Kalbar, seolah tak lepas dari aliran airnya. Sungai Kapuas menjadi urat nadi, di sepanjang aliran sungai Kapuas, segala yang berbau kehidupan, bakal muncul. misalnya, ketika orang Dayak mendirikan rumah betang (rumah panjang). Mereka akan mendirikan rumah di sepanjang aliran sungai. Tujuannya tak lain, memudahkan berbagai aktifitas kehidupan.

Sungai Kapuas juga sampai detik ini menjadi jalur transportasi pengangkutan barang. Walaupun sekarang sudah terbangun jalan penghubung antar kabupaten, alur sungai Kapuas tetap sangat penting peranannya. Orang menggunakan alur sungai Kapuas, untuk mengangkut sembilan kebutuhan pokok, hasil kebun, karet, bahkan manusia. Mereka menggunakan perahu motor bandung. Ini perahu khas. Lebar 4-6 meter dengan panjang belasan meter. Bagian atas perahu menyerupai rumah. Bunyi mesin perahu menggelegar, ritmis dan konstan.

Hingga kini, sungai Kapuas menjadi tempat berlabuh kapal barang dan penumpang dari luar propinsi. Artinya, sungai Kapuas menjadi pintu utama, keluar dan masuknya barang, dan manusia di Kalimantan Barat. Tak hanya itu, sungai Kapuas menjadi air kehidupan bagi masyarakat Kalbar. Masyarakat menggunakan sungai Kapuas untuk untuk berbagai macam keperluan ... termasuk keperluan rumahtangga.

Sungai Kapuas menghidupi segala bentuk kehidupan masyarakat. Tak bisa dibayangkan, seandainya sungai Kapuas, tiba-tiba menghilang. Segala bentuk kehidupan juga bakal terampas. Orang tidak bisa lagi mendayung sampan, menjual jasa menyeberangi sungai Kapuas. Anak kecil tak lagi berenang dan mandi, barang dan jasa dari luar atau dalam propinsi terhenti, dan Perusahaan Air Minum (PAM) tidak bisa beroperasi, karena tidak ada pasokan air

Selain itu banyak juga cerita-cerita mistis tentang sungai kapuas. Menurut tetua dahulu (yang masih dicari kebenarannya) ... dikatakan bahwa sungai Kapuas yang membentang di Kota Sanggau Kapuas memiliki sebuah kerajaan di alam gaib, selain itu ada juga Puaka (baca: Puake) atau mahluk gaib yang menjaga sungai tersebut. Puaka penunggu sungai Kapuas memiliki bentuk menyerupai buaya yang berwarna kuning, putih dan buaya hitam. Masyarakat kampung  Bansir laut biasa menyebut Puaka itu sebagai kembaran Mak Tue yang merupakan seorang nenek yang kini sudah tiada ... terdengar menyeramkan ya .... Nah biasanya masyarakat akan melakukan prosesi ritual "buang-buang" yang berupa minyak, telur ayam kampung, paku, benang dan beras kuning jika ada yang melihat buaya Puake tersebut. 

Oh ya, dari lagu "Sungai Kapuas" ... ada sebuah mitos yang bunyinya begini "Barang siapa telah minum air sungai Kapuas, ia akan kembali lagi". Bermakna ... jika seseorang yang telah menikmati air sungai Kapuas, maka dimanapun dan kapanku orang tersebut akan kembali dan kembali ke tempat di mana sungai Kapuas itu berada.

       


Jumat, 24 Februari 2017

Memaknai "SAJAK KECIL TENTANG CINTA" Sapardi Djoko Damono

Mencintai angin harus menjadi siut ....
Mencintai air harus menjadi ricik ....
Mencintai gunung harus menjadi terjal ....
Mencintai api harus menjadi jilat ....
Mencintai cakrawala harus menebas jarak ....
Mencintai mu harus menjadi aku ....

Sajak ini ditulis oleh pengarang puisi favorit ku, Sapardi Djoko Damono .... banyak karya nya yang di musikalisasikan, seperti Hujan di bulan Juni dan lain-lain, tetapi musikalisasi yang dinyanyikan oleh Ari dan Reda ini sungguh terasa lebih "menyentuh" hati, mempunyai sensasi tersendiri di hati. 

Hanya 1 bait dengan 6 baris, tidak banyak .... kecil ....tetapi cobalah di baca, di dengarkan, di pahami, puisi ini mempunyai makna yang sangat dalam sekali. Puisi ini bertema cinta, lebih tepat perasaan mencintai, mencintai dengan segala resikonya, kekurangan dan kelebihan sesuatu yang kita cintai.

Cinta yang dimaksud bisa saja jadi berbeda menurut penafsiran tiap orang, bisa mencintai kepada seseorang ( cinta orangtua terhadap anaknya atau sebaliknya, cinta kepada Allah, atau cinta seseorang terhadap lawan jenisnya).

Mencintai gunung harus menjadi terjal .... jika mencintai gunung, berarti kita harus siap dengan keterjalannya. Mencintai cakrawala harus menebas jarak .... kata yang dipilih adalah menebas, bermakna jika kita mencintai cakrawala ... berarti kita harus menebas jarak yang membentang. 

Dan klimaksnya ada di baris terakhir  Mencintaimu harus menjadi aku  dimaknai sebagai berikut ...
Bahwa untuk bisa mencintai sesuatu tersebut, maka kita harus siap mejadi bagian dari yang kita cintai. Jika kita mencintai Sang Pencipta .... berarti kita harus menjadi seperti seperti apa yang diinginkan oleh Sang Pencipta. Begitu pula jika mencintai seseorang, kita harus menjadi diri sendiri, bukan kamu atau kalian ... karena yang mencintaimu adalah AKU, bukan orang lain atau siapapun itu...mencintai kamu dengan semua kelebihan dan kekuranganmu.

Kita bisa menikmati musikalisasi puisi "SAJAK KECIL TENTANG CINTA" yang dinyanyikan Ari Reda untuk Sapardi Djoko Damono.


Rabu, 22 Februari 2017

"TENTANG KAMU" Tere Liye dan PULAU BUNGIN SUMBAWA (belajar melalui sebuah novel)

Seingat ku .... novel "Tentang Kamu" nya Tere Liye itu dibeli di bulan Januari 2017, kangen banget waktu itu sama Gramedia .... dan ... tiba-tiba jatuh hati pada "Tentang Kamu", secara aku tahu kalo novel ini salah satu best seller nya bang Darwis Tere Liye.
Ceritanya banyakan narasi ... tapi tidak membosankan ... novelnya cukup tebel .. 33 bab dengan 523 halaman ( tapi ah masih kalah tebel dengan novel "Candi Murca" nya LKH yang sampe 1000 lebih halaman ).
Bab 1, terselesaikan dengan hati "biasa-biasa" aja.
Bab 2 and seterusnya .... nyampe lah di bab 32 ..... huuuaaaah .....air mata tumpah kayak hujan ( ah lebay ). I love it !!! Aku emang suka dengan segala sesuatu yang "menyentuh-nyentuh" gitu.

Novel ini menceritakan tentang Zaman Zulkarnaen, seorang pengacara asal Indonesia yang bekerja di salah satu firma hukum terkenal di London. Zaman mendapat tugas untuk menyelidiki siapa pewaris harta dari klien yang bernama Ibu Sri Ningsih berkewarganegaraan Inggris tetapi berasal dari Indonesia. Ibu Sri meninggal di sebuah panti jompo dan meninggalkan warisan yang benar-benar fantastis jumlahnya .... 19 trilyun rupiah .... WOW .... dan tidak meninggalkan surat wasiat apapun, kecuali berita tentang meninggalnya beliau.
Tugas berat yang di emban oleh Zaman ... dan inilah yang membawa Zaman Zulkarnaen akhirnya sampai ke Pulau Bungin, sebuah pulau di kecamatan Alas Sumbawa Nusa Tenggara Barat ( kata temen ku yang orang Sumbawa ... jarak pulau Bungin dari tempat beliau sekitar 20 menitan lah ).

Pulau Bungin itu ternyata pulau terpadat di dunia, dan .... kambing nya itu lho makan nya kertas, kain ..pokoknya bukan rumput ..karena gak ada tanah lagi yang tersisa, jadi kalo mau bangun rumah di Pulau Bungin ya mesti me-reklamasi pulau dulu, menguruknya dengan batu karang, pulau ini tidak memiliki garis pantai lagi karena telah dipenuhi dengan rumah-rumah untuk tempat tinggal, luas pulaunya ya sekitar 8,5 hektaran gitu lah, duuuh ... kebayang gak sih ya . tinggal di sana.   

 Penduduk harus mereklamasi pantai untuk tempat tinggal di pulau Bungin

Sebagian besar penduduk pulau Bungin itu berasal dari suku Bajo Sulawesi Selatan, mereka tiba ke pulau Bungin sejak lebih sekitar 200 tahun yang lalu ( info sejarah ). Yaah ... banyak lah dilema tinggal di pulau Bungin, salah satunya masalah penambahan lahan untuk membuat rumah dengan menggunakan karang yang biasa dilakukan oleh penduduk akan berdampak pada ekosistem. Sebenarnya masyarakat Bajo memiliki larangan untuk merusak terumbu karang. Dulu ada pamali  tentang "batu membentur batu" artinya nelayan tidak boleh melabuhkan jaring, pemberat ke terumbu karang agar tidak rusak. Tetapi .... apalah arti sebuah larangan, petuah, atau apapun sebutan nasihat orang-orang tua zaman dahulu, karena seiring dengan perjalanan waktu, keterdesakan, populasi meningkat, lahan yang semakin kurang, dulunya hanya karang-karang mati saja yang diambil, tetapi lambat laun karena stok karang terbatas maka karang-karang hidup pun di ambil untuk mereklamasi.
Dan untuk menghindari kerusakan karang, maka ada inisiatif untuk menggunakan pasir putih, tetapi lagi-lagi terkendala dengan kebijakan pemerintah tentang larangan reklamasi atas pertimbangan kondisi lingkungan. Selain  masalah kekurangan lahan, sampah dan sanitasi juga merupakan masalah yang utama. Hidup berdesakan di pulau Bungin tampaknya akan terus terjadi karena suku Bajo yang tinggal di pulau tersebut mempunyai keterikatan dengan tanah kelahirannya, sehingga jarang sekali masyarakat suku Bajo yang merantau ke luar pulau.

                     Ini nih ... si kambing mau-maunya ya makan kertas

Oke .... demikian sekelumit tentang pulau Bungin di Sumbawa ( kalo aku gak baca novel ini ... aku gak tahu tuh tentang pulau Bungin ). 

Lanjuut ke novel Tere Liye  .....
Kisah hidup Sri Ningsih sangatlah luaaar biasa, wanita lugu, kampungan yang bersekolah di sebuah pesantren yang berhasil bangkit dari kemauan kuat belajar dan belajar. Penelusuran Zaman tentang kehidupan Ibu Sri NIngsih membuat Zaman belajar tentang arti cinta, persahabatan juga kesabaran. Bahwa kita .... bisa melakukan apapun dengan kondisi yang menyakitkan sekalipun. Semua tergantung kita, kebencian orang lain bukan justru menjadikan kita patah, kita marah, tetapi justru kebencian lah yang mengajarkan bahwa kita harus bersabar, balas dengan senyuman, selalu berprasangka baik. Itu sih pesan moral aku tangkap dari hidup Ibu Sri Ningsih.

So ... jadi di sini ... di sebuah novel "Tentang Kamu" Tere Liye, banyak pembelajaran yang bisa kita serap, misalnya kita tahu tentang kondisi geografi, sosial ekonomi sebuah pulau yang bernama Bungin, juga .... pesan moral yang dapat kita contoh dari kehidupan seorang wanita yang bernama Ibu Sri Ningsih, aduuh ... gak rugi lah ya kalo mesti baca buku ini berulang-ulang, lagi dan lagi ..... 



 

 

Kamis, 16 Februari 2017

Sembilan Puluh Enam ( 96 ) Kilo ????? *wow_amazing

Dari judul ... udah kebayang nggak.... apa sih yang 96 kg ??? Yes ... it's right .... 96 kg itu BB ku sekitar 10 tahun yang lalu.

Wow .... amazing kaaaan .... sesuatu pencapaian yang tak pernah terpikirkan oleh ku. Hebaaat ... enggak dong ....
Akuuuu genduut .... kayak lumba-lumba
Itu semua terjadi karena , alasannya :
1. Aku lagi hamil
2. Aku butuh asupan makanan agar ada bahan untuk di keluarkan lagi alias mu*t*h
3. Aku pingin bayiku sehat
4. Aku laperan sih kalo lagi hamil (kalap aja kalo liat makanan)
Alhasil...jadilah body seksi ku ini segede gentong air di depan rumah ...wkwkwkwkw...
Betisku segede pentungan es .... pipiku bulet layaknya kue bakpao ....

Bisa seukuran sekarang memang butuh waktu panjang dan nyoba sana sini obat-obat diet, dari minuman berenergi, obat pengendali nafsu makan yang bikin jantung berdebar kencang kayak abis ketemu pujaan hati, ... sampe lah cara patah hati untuk ngecilin timbangan badan.

Berhasil ???? sedikit banyak iya. Karena BB ku sekarang berada di 67 ... masih berat kan untuk ukuran tubuh dengan rangka tulang yang kecil, tapi enggak di aku ... karena massa otot ku besar ... jadi aku ya enggak enduts- enduts bener.

Oh ya .... termasuk aku udah nyoba "diet ala-ala nyah akuh" itu. Kalo mau nyoba ... ya coba aja ...itu bener-bener pancen O YE. Tapi sekarang ... aku lagi program ngecilin ukuran perut ... biar tambah sliiim aja perutnya (secara aku perutnya enggak gede-gede amat kayak ibu-ibu bunting lho padahal). Hari ini hari kedua aku nyoba "Plank Challenge"

What is that "Plank Challenge" ????  ===== > bener gak sih bahasa Inggris nya ?

Ntar ya ..... aku akan update tentang si plank itu di postingan berikutnya .... see you .... lup...lup...lup...




Senin, 13 Februari 2017

ELEGI KAPAL YANG HAMPIR KARAM

Nyanyian angin yang menyesak dada
Pekikan Elang yang kian mencekam
Awan gelap yang semakin meraja
Ayunan gelombang yang  tak bernada
Kemana langkah yang akan di alur
Ketika suara pun takut untuk sekedar berbisik
Dimana harapan seakan hilang entah kemana

        Kapalku terombang ambing
        Matahari seakan takut untuk sekedar bersinar
        Nakhoda pun enggan meniti langkah
        Nyanyian kematian semakin menyentak
        Ingin ku menjemput asa
        hanya untuk sekedar membasahi keringnya hati

Tuhan .... karamkah kapalku ini .....

 
Note: Puisi untuk SKB ku 




Sabtu, 11 Februari 2017

BELAJAR MENULIS (*perlu pembiasaan)

Hm.....kuhirup segarnya udara pagi....phiuuh..... Minggu pagi yang ceraaah...secerah suasana hatiku.... aku lagi seneng.....2 hari ini aku telah menulis 2 puisi, tema nya ..... cinta dan kekaguman.
Aku memilih tema itu karena sepertinya mengekspresikan perasaan cinta adalah hal yang mudah bukan ?
Aku tahu bahwa rangkaian kata dalam puisi ku itu masih belum mendayu dayu....masih kaku....secara aku udah lama gak nulis puisi sejak meninggalkan bangku sekolah (ya dong....karena gak belajar Bahasa Indonesia lagi).
Keinginan menulis puisi, cerpen atau novel selalu ada di kepala, yes.... I must do it !!!
Untuk novel (walaupun ini sepertinya hanya sekedar mimpi) .... udah ada jalan ceritanya....tapi mo mulainya darimanaaaaa ......... sepertinya aku mesti berguru (kenapa jadi kayak mo belajar silat ???)
Pengarang favorit sih MIRA W, abis.....semua novelnya aku suka, teruuus.... sebenernya aku adalah pembaca cerita segala genre....mau silat, romantic, seks, petualangan, fiksi sejarah, misteri..., malahan kumpulan artikel, makalah ilmiah dan opini juga aku koleksi......semua deh aku baca (asal ada bukunya aja). Tapi khusus untuk genre ilmu itu aku baca kalo ada perlu aja...heheheh..... ah kan gak mau lebay .....
Belajar menulis yang pertama aku lakukan adalah mencoba menulis review dari novel-novel yang kubaca, menulis puisi .... biar aja salah...biar aja tidak pas kata-katanya....menulis di blog ini juga salah satu caraku belajar menulis.
Sepertinya...sekarang aku wajib menulis 1 item tiap hari (mo puisi kek, review kek, curhat kek..yang penting .... NULISSSS !!! Lagi-lagi bukan lebay....tapi untuk pembiasaan aja....



DI SUATU MASA

Di Suatu Masa ..... aku pernah bersamamu
Di Suatu Masa ..... aku meniti dunia bersamamu
Di Suatu Masa ..... aku terbang bersamamu
Di Suatu Masa ..... aku mencintaimu

Tetapi .....

Di Suatu Masa ..... aku jatuh karenamu
Di Suatu Masa ..... aku hilang karenamu
Di Suatu Masa ..... aku porak poranda karenamu

Saat ini ....

Aku justru takut akan ..... Di Suatu Masa .... itu